Hari ulang tahun: September 30 ,1207
Meninggal pada Usia: 66
tom welling, sr.
Tanda Matahari: Libra
Negara Lahir: Afganistan
Lahir di:Balk (sekarang Afganistan)
Terkenal sebagai:Penyair Hebat
Kutipan Oleh Rumi Penyair
Keluarga:
Pasangan/Mantan:Gowhar Khatun
ayah:Bahā ud-Dīn Walad
anak-anak:Ala-eddin Chalabi, Amir Alim Chalabi, Malakeh Khatun, Sultan Walad
Meninggal pada: 17 Desember ,1273
tempat meninggal:Konya (Turki sekarang)
Lanjutkan Membaca Di BawahDirekomendasikan untukmu
John Keats Khurshidbanu Na... Philip Larkin Robert GravesSiapa itu Rumi?
Maulana Jalaluddin Rumi adalah seorang penyair Persia abad ke-13, seorang darwis Islam dan seorang sufi sufi. Dia dianggap sebagai salah satu guru spiritual dan intelek puitis terbesar. Lahir pada tahun 1207 M, ia berasal dari keluarga teolog terpelajar. Dia memanfaatkan keadaan kehidupan sehari-hari untuk menggambarkan dunia spiritual. Puisi-puisi Rumi telah memperoleh popularitas yang luar biasa, terutama di antara penutur Persia di Afghanistan, Iran dan Tajikistan. Banyak puisi yang ditulis oleh penyair besar telah diterjemahkan ke berbagai bahasa. Kredit Gambar http://jornalggn.com.br/noticia/poema-islamico Kredit Gambar http://higherperspective.com/2015/02/rumi.html Kredit Gambar http://adnantuncel.com/mevlana.html Sebelumnya BerikutnyaMasa kanak-kanak Jalaluddin Rumi lahir pada 30 September 1207, di Balkh (sekarang Afganistan). Ayahnya, Bahaduddin Walad, adalah seorang teolog, ahli hukum dan mistikus, sedangkan ibunya adalah Mumina Khatun. Ketika bangsa Mongol menyerbu Asia Tengah, antara tahun 1215 dan 1220, Rumi meninggalkan Balkh bersama keluarga dan sekelompok muridnya. Kafilah yang bermigrasi melakukan perjalanan secara luas di tanah Muslim, termasuk Baghdad, Damaskus, Malatya, Erzincan, Sivas, Kayseri dan Nigde. Setelah menunaikan ibadah haji di Mekah, mereka akhirnya menetap di Konya, yang sekarang terletak di Turki barat. Saat itu, ayah Rumi adalah seorang teolog Islam, seorang guru dan seorang mubaligh. Karier Rumi adalah murid Sayyid Burhan ud-Din Muhaqqiq Termazi, salah satu murid ayahnya. Di bawah bimbingan Sayyid Termazi, ia mempraktikkan tasawuf dan memperoleh banyak pengetahuan tentang hal-hal spiritual dan rahasia dunia roh. Sepeninggal Bahaduddin, pada tahun 1231 M, Rumi mewarisi kedudukan ayahnya dan menjadi seorang guru agama terkemuka. Dia berkhotbah di masjid-masjid Konya. Pada saat Rumi mencapai usia 24 tahun, ia telah membuktikan dirinya sebagai seorang sarjana yang berpengetahuan luas di bidang ilmu agama. Titik Balik Kehidupan Rumi Rumi sudah menjadi guru dan teolog, ketika pada tahun 1244 M ia bertemu dengan seorang darwis pengembara bernama Syamsuddin dari Tabriz. Pertemuan itu terbukti menjadi titik balik dalam hidupnya. Syamsuddin dan Rumi menjadi teman yang sangat dekat. Syams pergi ke Damaskus, apakah dia diduga dibunuh oleh murid-murid Rumi yang membenci hubungan dekat mereka. Rumi mengungkapkan cintanya kepada Syamsuddin dan kesedihan atas kematiannya, melalui musik, tarian, dan puisi. Selama hampir sepuluh tahun setelah bertemu Syamsuddin, Rumi mengabdikan dirinya dalam menulis ghazal. Dia membuat kompilasi ghazal dan menamakannya Diwan-e-Kabir atau Diwan-e Shams-e Tabrizi. Setelah itu, Rumi bertemu dengan seorang tukang emas - Salaud-Din-e Zarkub - yang dia jadikan pendampingnya. Ketika Salaud-Din-e Zarkub meninggal, Rumi berteman dengan salah satu murid favoritnya bernama Hussam-e Chalabi. Rumi menghabiskan sebagian besar tahun-tahun terakhir hidupnya di Anatolia, di mana ia menyelesaikan enam jilid karya besarnya, Masnavi. Karya Populer
- Diwan-e Syams-e Tabrizi: Diwan-e Shams-e Tabrizi (atau Diwan-e-Kabir) adalah salah satu mahakarya Rumi. Ini adalah kumpulan ghazal yang dinamai untuk menghormati darwis Syamsuddin, yang merupakan teman baik dan inspirasi Rumi. Ini juga berisi bermacam-macam puisi yang disusun menurut skema berima. Diwan-e-Kabir ditulis dalam dialek 'Dari'. Ini dianggap sebagai salah satu karya sastra Persia terbesar.
- Mathnawi: Mathnawi adalah kompilasi enam jilid puisi, yang ditulis dengan gaya didaktis. Puisi dimaksudkan untuk menginformasikan, menginstruksikan serta menghibur pembaca. Diyakini bahwa Rumi memulai pekerjaan Mathnawi atas saran rekannya saat itu, Husam al-Din Chalabin. Mathnawi mencoba menjelaskan berbagai segi kehidupan spiritual.